PELAYANAN RAWAT JALAN YANG BAIK



PELAYANAN RAWAT JALAN YANG BAIK

A.  PENGERTIAN PELAYANAN RAWAT JALAN
                Pelayanan menurut kotler (1994), pelayanan adalah aktifitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh aktifitas atau sebuah lembaga kepada pihak lain yang biasanya tidak kasat mata, dan hasilnya biasanya tidak dapat dimiliki oleh produsen tersebut.
                      Rawat Jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang masuk rumah sakit untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal diruang rawat inap. Pelayanan rawat jalan mencangkup pengobatan medis praktek swasta maupun pemerintah termasuk rumah sakit ( Depkes,1987 dikutip dari rijadi 1997 )
                   Pelayanan rawat jalan (ambulatory) adalah satu bentuk dari pelayanan kedokteran. Secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (hospitalization). Pelayanan rawat jalan ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang diselenggarakan di rumah pasien (home care) serta di rumah perawatan (nursing homes)
                    Pelayanan rawat jalan merupakan salah satu unit kerja di rumah sakit yang melayani pasien berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik. Rawat jalan juga merupakan salah satu yang dominan dari pasar rumah sakit serta merupakan sumber keuangan yang bermakna, sehingga selalu dilakukan upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan(Azwar, 1996).
B.      TUJUAN PELAYANAN RAWAT JALAN
        Tujuan   pelayanan   Rawat   Jalan   diantaranya   adalah   untuk   memberikan konsultasi   kepada   pasien   yang   memerlukan   pendapat   dari   seorang   dokter spesialis,   dengan   tindakan   pengobatan   atau   tidak.   Selain   itu   juga   untuk menyediakan pelayanan tindak lanjut bagi pasien rawat inap yang sudah diijinkan pulang tetapi masih harus dikontrol kondisi kesehatannya (Sholeh, 1993).
            Tujuan dari pelayanan rawat jalan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapatdipertanggung jawabkan. (standart pelayanan Rumah sakit, dirjen yanmed depkes RI thn 1999). Sedangkan Fungsi dari pelayanan rawat jalan adalah sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli dibidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan. poliklinik juga berfungsi sebagai tempat untuk penemuan diagosis dini, yaitu tempat pemeriksaan pasien pertama dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut dalam tahap pengobatan penyakit.
C.      JENIS-JENIS PELAYANAN RAWAT JALAN
Jenis pelayanan rawat jalan di rumah sakit secara umum dapat dibedakan atas 4 macam yaitu
o  Pelayanan gawat darurat (emergency services) yakni untuk menangani pasien yang butuh pertolongan segera dan mendadak
o  Pelayanan rawat jalan paripurna (comprehensive hospital outpatient services) yakni yang memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai dengan kebutuhan pasien.
o  Pelayanan rujukan (referral services) yakni hanya melai pasien-pasien rujukan oleh sarana kesehatan lain. Biasanya untuk diagnosis atau terapi, sedangkan perawatan selanjutnya tetap ditangani oleh sarana kesehatan yang merujuk.
o  Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery services) yakni memberikan pelayanan bedah yang dipulangkan pada hari yang sama
D.     MANAJEMENT PELAYANAN RAWAT JALAN
            Menurut silalahi (1989) yang dikutip dari rijadi (1997) manajemen rawat jalan harus didasarkan pada keyakinan bahwa praktek medis itu harus dilihat dari
·  Perspektif masyarakat : dalam suasana yang kompetitif harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat
·       Perspektif pasien : kepuasaan eksternal
·      Perspektif pemberi jasa rawat jalan : kepuasaan internal
Menurut rijadi (1997) karakteristik rawat jalan adalah
Ø Pelayanan professional dan paripurna :
·      Pelayanan yang cepat dan tepat
·      Pelayanan yang professional
·      Spesialis yang cukup dan full time
Ø Sumber daya manusia yang professional
·       Pelayanan yang spesialistik
·      Ramah
·       Kompetensi sumber daya manusia yang professional
·      Kemampuan manajerial dari kepala unit rawat jalan
Ø Desain alur
·      Kebersihan
·      Letak tata ruang
·      Nyama
Ø System Informasi
·      Costumer oriented
·      Informasi lengkap
·      Kekeluargaan
·      Warna khusus
·      Lokasi 
E.     STANDAR PELAYANAN RAWAT JALAN
         Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan Nomor : 129/MENKES/SK/II/2008 Tentang  
         Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Standar Minimal Rawat Jalan adalah sebagai berikut:
a.    Dokter pemberi pelayanan di poli klinik spesialis dengan stnadar 100%
Dalam   standar   pelayanan   rawat   jalan   minimal,   untuk   dokter   pemberipelayanan di poliklinik spesialis harus ditangani oleh 100% dokter yang ahli dalam bidang poliklinik spesialis tersebut. Seperti contoh, untuk poliklinikspesialis mata, harus di pegang oleh dokter yang telah memiliki lisensi dalamspesialis  mata.  Hal  ini bertujuan agar pelayanan pengobatan berlangsungmaksimal dan untuk menghindari kesalahan jika tidak ditangani oleh orang yang tepat.
b.  Ketersediaan Pelayanan dengan standar Klinik Anak, Klinik Kebidanan, Klinik Penyakit Dalam, Klinik Bedah.
Dalam pelayanan rawat  jalan, terdapat beberapa   instansi  yang  harus ada sebagai acuan minimal untuk pelayanan rawat jalan. Yakni adalah: KlinikAnak, Klinik Penyakit Dalam, Klinik Kebidanan dan Klinik Bedah. Instansi-instansi tersebut merupakan instansi minimal dan wajib ada dalam pelayanan rumah sakit rawat jalan.
c.     Ketersediaan Pelayanan Rumah Sakit Jiwa
Untuk pelayanan rawat jalan di rumah sakit jiwa sendiri terdapat beberapainstansi yang harus ada sebagai acuan minimal. Yaitu: Pelayanan Bagian Anak Remaja, Pelayanan NAPZA (Narkotik, Psikotropika dan Zat Adiktif), Pelayanan   Gangguan   Psikotik,   Pelayanan   Gangguan   Neurotik,   Pelayanan Mental Retardasi, Pelayanan Mental Organik, dan Pelayanan Lanjut Usia. Instansi tersebut merupakan instansi minimal yang harus ada di pelayanan rawat jalan di rumah sakit jiwa.
d.    Jam Buka
Untuk jam operasional pelayanan rumah sakit rawat jalan terdapat standar minimalnya, yakni 08.00 sampai 13.00 Setiap hari kerja
kecuali Jumat: 08.00 - 11.00.  waktu  tersebut merupakan patokan  minimal  waktu pelayanan  dirumah sakit untuk rawat jalan.
e.    Waktu Tunggu Pelayanan
Waktu tunggu untuk pelayanan di rawat jalan tidak boleh melebihi 60 menit. Hal tersebut demi menjaga kepuasan dari pasien terhadap pelayanan di rumah sakit.
f.      Kepuasan Pasien
Untuk   menjaga   kepercayaan   dari   pasien   rumah   sakit,   kepuasanpelayanan rumah sakit rawat jalan harus diatas 90%. Hal ini dikarenakan tujuan   pelayanan   sendiri   adalah   salah   satunya   adalah   kepuasan   pasien. Sehingga   jika   kepuasan   pasien   kecil,   maka   dapat   dikatakan   pelayanan kepuasan pasien tersebut gagal.
g.    Pelayanan TB
Untuk pelayanan TB seperti penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaanmikroskopik, harus dapat diketahui lebih dari 60%. Hal ini dilakukan untukmemaksimalkan apakah TB bisa terdeteksi dengan baik. Untuk pencatatandan pelayanan TB di rumah sakit minimalnya harus dibawah 60% dari jumlahpengunjungnya. Hal tersebut memperlihatkan bahwa penyakit tersebut dalam jumlah yang kecil di lingkungan tersebut.
F.      SASARAN KESELAMATAN PASIEN   
         pelayanan di rawat jalan juga harus mempunyai standar mengenai Enam Sasaran Keselamatan    Pasien yaitu :
1.      Ketepatan Identifikasi Pasien
Rumah sakit minimal menggunakan dua identitas pasien yaitu menggunakan Nama Pasien dan Tanggal Lahir untuk mengidentifikasi pasien, Pasien rawat jalan ditambah dengan alamat pasien. Tidak boleh mengidentitaskan pasien dengan menggunakan ciri-ciri pasien ataupun lokasi pasien.
2.      Peningkatan Komunikasi yang efektif
Yang dimaksud disini adalah jika petugas mendapatkan pesanan melalui telpon atau lisan harus menggunakan system TBaK (Tulis, Baca ulang, konfirmasi) dan tehnik SBAR (Situasi, Back ground, Asessment, Recommendation) jika petugas akan melaporkan kondisi pasien.
3.      Peningkatan obat yang perlu diwaspadai
Obat – obatan yang termasuk golongan konsentrasi tinggi, narkotik, kemoterapi, NORUM ( Nama Obat, Rupa Ucapan Mirip) harus dikelola untuk mengurangi medikasi error.
4.      Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Rumah sakit menggunakan penandaan untuk lokasi operasi yang melibatkan lateralisasi, dll. Menggunakan time out, Sign in, Sign Out untuk kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat operasi pasien.
5.      Pengurangan risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
Disini lebih ditekankan untuk semua petugas rumah sakit harus melakukan cuci tangan sesuai dengan WHO baik langkah maupun moment nya.
6.      Pengurangan risiko pasien jatuh
Rumah sakit menetapkan di semua area pelayanannya untuk adanya assessment awal risiko jatuh, pencegahan pasien jatuh di lingkungan rumah sakit.


DAFTAR PUSTAKA
Azwar,   A.   1996.  Pengantar   Administrasi   Kesehatan   Edisi   ketiga.   BinarupaAksara. Jakarta.
Permenkes no. 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Sholeh, S. 1993. Himpunan Peraturan Kesehatan. Arema. Jakarta.
Enam sasaran Keselamatan Pasien, Komite akreditasi RS ( KARS ), Persi




Comments

Popular posts from this blog

prosedur pelayanan farmasi

pelayanan rawat inap untun pasien asuransi kesehatan dan non kesehatan